"Aku tidak sempat merasa takut. Aku tidak pernah membayangkan dia ada di sini. Dia muncul dengan tiba-tiba di depanku dan semuanya terjadi dengan sangat cepat. Aku bukan takut, tapi bingung dan kaget… entahlah," aku tidak tahu bagaimana mengatakan perasaan yang aku alami saat ini. "Semuanya sangat cepat dan diluar dugaanku, bahwa dia akan kesini dan... aku bingung bagaimana aku harus meresponsnya". Aku menangis, bukan karena sedih, bukan karena takut, juga bukan karena bingung. Aku sendiripun tidak tau alasan kenapa saat ini aku menangis.
Kedua Manji menemaniku, kami duduk di samping tempat tidur dengan Mickey yang sedari tadi duduk di dekat pintu. Teriakan demi teriakan yang mereka buat, suara anak panah yang dilepaskan dari busur dan beberapa kali letusan tidak membuatku merasa tenang. Aku justru malah semakin tidak nyaman berada di sini. Aku berniat kabur, namun pintu satu-satunya sudah di kunci. Kami dikurung di sini tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi di luar.