Aku sudah kembali dan aku sangat senang. Mickey menemaniku seharian, bergelung di sampingku bermalas-malasan. Dia terlihat menikmati ketika aku mengelus bulunya yang lebih lembut daripada yang dulu, tapi masih tetap berwarna jelaga. Aku belum dapat berbicara dan Azalea masih mencari cara untuk melepaskan segel ini, artinya aku masih harus bersabar entah sampai kapan. Meskipun aku tidak bisa bicara setidaknya aku sudah bisa menulis sekarang, setelah Zarina mengajariku waktu itu.
"Perbannya harus diganti dua kali setiap hari. Jika tidak, luka yang pertama akan membusuk" kakiku terkena tembakan saat mereka menangkapku dan itu masih diperparah dengan luka robek, mungkin terkena batu yang tajam saat Zarina membantingku waktu itu. Lenganku patah, tapi paling tidak luka di dekat mataku tidak terlalu parah.
"Dia akan sembuh, kan?" seperti biasa, Azalea sangat cerewet.
"Iya, dia akan sembuh dalam beberapa bulan" orang itu melirik pada lenganku. "Tangannya patah" ya, aku sadar itu.