Kuberanikan diri mendatangi tempat dimana makhluk tadi berada, memastikan bahwa dia benar-benar sudah pergi. Jejak kaki hitam yang kecil tercetak di atas salju yang putih. Ukurannya cukup kecil seperti tapak kaki anak-anak. Sekarang aku yakin bahwa tadi dia benar-benar ada disini
Ketika aku berbalik, aku menemukan jejak kaki yang lain. Aku mengikutinya, tapi jejaknya menghilang tak jauh dari sebuah pohon yang tumbang. Di pohon itu aku juga melihat beberapa jejak tangan berwarna hitam, terlihat tipis dan aku yakin kalau itu milik makhluk tadi. Aku mengira bahwa dia tadi berada di sini sebelum mengintipku.
"Kenapa, Tha?." Mickey menyusulku, dan tampaknya dia juga bisa melihat jejak kaki ini. "Punya siapa?" kemudian dia tertawa terbahak. "Aku rasa bocah ini baru selesai bermain di dalam cerobong asap perapian." Dia benar, warnanya sangat hitam seperti abu atau serbuk arang. Bahkan saat aku menyentuhnya, warna hitamnya ikut tertinggal di jariku.