"Apa ada yang salah?!," tanyanya dengan polos sambil memeriksa pakaiannya.
Aku menggeleng seraya menutup mulutku. "Tidak, tidak ada yang salah, ayo masuk!" aku bahkan sampai lupa untuk mempersilakannya masuk lebih dulu. Erick pernah mengatakan padaku saat ada dua orang yang mengantarkan pisau untukku, mereka memakai pakaian yang aneh, maka aku yakin ini adalah kali pertama Naar berpakaian seperti ini.
Kami duduk saling berhadapan dan aku sedikitpun tidak bisa berhenti tersenyum saat melihatnya, rasanya sampai pipiku sakit.
"Tha?"
Panggilan itu menyentak ku. "Ha?" aku baru sadar bahwa aku belum mengambilkan Naar minum saking terpesona dengan perubahan penampilannya. "Maaf, tunggu sebentar," ucapku malu. Aku segera pergi ke dapur untuk membuatkan minuman dan mengambilkan cemilan untuknya.