Chapter 165 - Belenggu

Beberapa detik kami saling menatap tanpa berbicara, hingga perhatianku teralihkan ketika tiba-tiba saja aku mencium aroma anyir darah yang sangat kuat. Sepertinya, bukan aku saja yang menciumnya, tapi mereka semua. Itu dapat terlihat dari ekspresi bingung yang ditampilkan wajah mereka, yang kini saling memandang satu sama lain.

"Apakah Summer sudah datang?" detik setelah aku bertanya demikian, si penjaga segera meminta kami berlari secepat mungkin menuju pintu keluar.

Adrenalin dalam tubuh memacu langkah kami untuk berlari secepat mungkin, walaupun nyatanya kami kesulitan untuk melakukannya. Selain ruangan yang sempit, udara disini juga pengap, ditambah atap lorong yang cukup rendah sehingga kami harus membungkuk.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS