Aku berlari sekuat tenaga dan secepat yang aku bisa untuk menjauh dari toko itu. Beberapa kali hampir terjatuh, tak menyurutkan satu tujuanku, yakni penginapan lalu segera pergi ke stasiun untuk pulang.
Aku ingin segera pergi dari tempat ini. Tatapan marionette itu begitu mengerikan, sangat berbeda dengan Zie. Dia seolah memberitahuku untuk jangan mendekat.
"Mirai, ayo cepat!" aku menarik tangan kecil yang tampak kesulitan membawa tasnya. "Berikan padaku!," pintaku, setelahnya menyuruh gadis itu untuk turun lebih dulu dan masuk ke dalam taksi yang sudah terparkir di depan penginapan.
"Pergi dulu, nanti aku akan menyusulmu," ucapku yang masih menuruni tangga. Aku tidak ingin berada disini terlalu lama, dan ingin cepat pulang. Hanya itu yang ada dalam pikiranku.