Aku tersenyum polos agar dia tak marah, kemudian berkata, "boleh aku bertanya?" aku meminta izin dan dia memberiku isyarat mempersilahkan ku. "Malam itu, kau mengitari Aras, apakah itu semacam ritual untuk membuatnya tenang?" rasa penasaran itu akhirnya mendorong pertanyaan ini meluncur dari bibirku.
"Bukan Tha, itu bukan ritual," dia terlihat kebingungan untuk menjelaskannya padaku. "Itu semacam caraku" kini, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. "Aku tidak memiliki mata seperti milikmu" ungkapnnya sambil tersenyum padaku dan jujur, aku sangat terkejut mendengar pernyataannya.
"Bagimu, Aras adalah makhluk seperti kuda besar dengan tanduk berongga yang mampu mengeluarkan melodi yang indah. Tapi bagiku, dia adalah gelombang dengan frekuensi yang sangat khas. Aku mengitarinya untuk menghafal dan memahami gelombang yang ada pada makhluk itu," jelas Winnter. Itu terdengar sangat menakjubkan, bukan? Kemampuan yang dia miliki ternyata seunik ini.