Aku hanya menatapnya heran, ketika dia mematung di depan mangkuknya dengan ekspresi kurang mengenakkan. "Tha, mana cemilanku? Ikan dengan saus yang lezat itu. Aku mau itu," yang dia maksudkan adalah makanan kucing basah.
"Tidak ada cemilan tambahan. Untuk pagi ini, cukup itu saja!," tukasku, melihatnya berjalan ke arahku. "Lihatlah perutmu! Lemak menggumpal di sana, seperti bukit kecil yang bergerak ke kanan dan ke kiri saat kau berjalan. Jadi, sebaiknya mulai sekarang kau diet!" aku segera mengangkatnya dan mendudukkannya di depan mangkuk makannya. Sementara di sisi lain, aku mendengar seseorang yang baru keluar dari kamar kakak.
"Aku sudah siapkan kue dan juga tehnya, jangan lupa untuk membawanya saat kau pergi," ucapku sebelum mengambil tas untuk bersiap pergi.
"Bukankah kau seharusnya libur hari ini?," tanyanya.