"Kadang, sesuatu harus kita biarkan berjalan apa adanya," imbuhnya, "kau harus bangkit dan berjuang lebih baik lagi di waktumu, okay?!," pesan yang terdengar tulus, tapi juga terbesit kesedihan di dalamnya, mungkin itu karena perpisahan yang harus kami jalani untuk kedua kalinya.
Ketika nanti kembali dari waktu ini, aku tahu bahwa aku sudah tidak berada di bawah dunia ilusi itu. Aku harus benar-benar bangun dan memulai semuanya dari awal sendiri.
…
Sungai Ibu sepi, pagi itu. Charon sudah menunggu kami di tepi sungai dengan sebuah sampan berwarna perpaduan putih dan perak, juga satu buah dayung yang sepertinya terbuat dari bagian tanaman yang masih hidup. Aku melihat perahu kecil itu sedikit berbeda dengan yang kemarin, ada kesan bahwa itu lebih layak untuk dinaiki dan sangat bagus. Ada dudukan dan juga sebuah lampu berbentuk menyerupai lampu minyak, dengan warna api putih.
"Aku berharap kau siap untuk kembali!," ucap Charon, memintaku naik ke atas sampan.