Chapter 3 - Bab 3

Chen Lian Mei-Yin dan Chen Luo Han masuk kedalam ruangan kerja pangeran ketiga setelah keduanya tiba di depan pintu masuk dan diumumkan kedatangan keduanya oleh penjaga.

"  Putri memberi salam kepada pangeran semoga pangeran selalu sehat " Chen Lian Mei-Yin memberi salam kepada pangeran ketiga Chen Jiacheng dengan menundukkan kepalanya sedikit.

Sedangkan pangeran ketujuh, Chen Luo Han hanya tersenyum lebar kepada kakak ketiganya itu. Tugasnya untuk membawa istri kakak ketiganya itu telah berhasil dia lakukan.

" Duduklah disini " ujar pangeran ketiga Chen Jiacheng itu menyuruh keduanya untuk duduk di kursi kosong. Ketiganya akhirnya mengobrol,  Walaupun yang berbicara cuma pangeran ketujuh Chen Luo Han. Sedangkan pangeran ketiga Chen Jiacheng dan  istrinya pangeran ketiga Chen Lian Mei-Yin hanya mendengarkan sesekali juga berbicara tapi lebih dominan pangeran ketujuh Chen Luo Han, mulai membicarakan hal yang penting dan juga hal tak penting untuk dibicarakan.

Pangeran ketiga Chen Jiacheng sebenarnya ingin berdua saja dengan istrinya Chen Lian Mei-Yin,tetapi Pangeran Ketiga sangat menyayangi adiknya itu sehingga dia tidak bisa mengusir Chen Luo Han dari ruangan kerjanya. Pangeran ketiga Chen Jiacheng masih ingat dengan insiden terakhir kali dimana Wangfei nya itu  dengan tidak sopannya menginjak kakinya. Sebagai seorang Pangeran kekaisaran , Chen Jiacheng bisa saja memasukkan istri itu kedalam penjara cukup lama karena sudah melukai keluarga kerajaan. Tapi Chen Jiacheng membiarkan saja masalah ini dan dia sedang memikirkan hukuman apa yang pantas untuk  wanfei nakalnya itu.

" Kuharap tahun depan aku sudah mempunyai  keponakan lucu dari kakak Ketiga dan kakak ipar "celetuk Chen Luo Han.  Sontak saja itu membuat Chen Lian Mei-Yin terbatuk-batuk dan dan pangeran Ketiga Chen Jiacheng berdehem kecil.

Sedangkan pangeran ketujuh Chen Luo Han cuma bisa nyengir kuda tidak berdosa melihat kedua kakak ketiga dan kakak iparnya seperti itu.

'' Dalam mimpi sekalipun aku tak pernah bermimpi memiliki anak dengan pangeran songgong itu ''runtuk  Chen Lian Mei-Yin dalam hati. Sedangkan pangeran Ketiga Chen Jiacheng langsung memasang wajah datar setelah dehemannya.

Karena tidak ada lagi yang dibicarakan mereka pun membubarkan diri, lebih tepatnya  Chen Lian Mei-Yin pamit untuk kembali ke paviliun nya Sedangkan Pangeran ketujuh Chen Luo Han masih betah di ruangan kerja sang kakak.

.

.

Kini Chen Lian Mei-Yin sudah berada di paviliunya, ia menatap kearah halaman kosong yang berada dihalaman paviliun-nya dengan penuh minat. Tiba-tiba terbesit sebuah ide jika ia ingin sebagian tanah yang kosong itu di tanami dengan sesuatu agar nantinya bisa mengisi waktu kosongnya saat diri Chen Lian Mei-Yin malas latihan. Akhirnya Lian Mei-Yin memutuskan untuk menanam tanaman obat dan pohon ,agar suatu saat nanti tanaman obat itu menghasilkan pundi-pundi uang dan keuntungan untuk nya dimasa mendatang dan beberapa pohon agar tempat tinggalnya menjadi sejuk dan tamannya juga sejuk saat digunakan untuk pelatihannya.

Chen Lian Mei-Yin langsung menginstruksikan dan menyuruh Pelayan setianya itu untuk membelikan bibit tanaman obat dan pohon yang di inginkan nya itu.  Dulu di dunia modern dia suka sekali membantu neneknya menanam tanaman obat  karna di dalam Keluarganya juga lebih suka minum obat tradisional daripada obat resep dokter. kakeknya juga seorang penjual obat tradisional yang terkenal di zaman modern dan Lian Meyleen juga sedikit paham tentang tanaman obat  dan cara menanamnya karena sudah diajarkan sejak kecil oleh keluarganya.

Sambil menunggu bibi Du datang, Chen Lian Mei-Yin pun mengali tanah yang nantinya tanah yang digalinya itu untuk tempat untuk menanam bibit dan sekaligus agar tidak repot dua kali saat bibit itu datang, sehingga siap untuk ditanam saja. Ia juga meminta bantuan kepada para pelayan di paviliunya itu untuk membantu nya mengali tanah, tak akan selesai kalau hanya dirinya saja yang mengali dan Chen Lian Mei-Yin tak sanggup mengali tanah itu sendiri dia butuh pelayan untuk membantunya . Dia berencana akan membagi hasil kerja dari menjual tanaman obatnya nanti kepada pelayan yang membantu menanam obat .

Dari kejauhan pangeran ketiga Chen Jiacheng dan Pangeran Ketujuh Chen Luo Han melihat apa yang dilakukan oleh Lian Mei-Yin bersama dengan para pelayan yang membantu Lian Mei-Yin.

" Aneh sekali, dia tidak terlihat seperti yang di bicarakan oleh orang-orang " ujar Pangeran ketiga Chen Jiacheng melihat Wangfei nya itu  yang sedang mengali tanah bersama para pelayan.

" Mungkin Saja semua rumor itu karna ada yang ingin menjatuhkan nama kakak ipar , kak" respon  pangeran ketujuh Chen Luo Han karna dia sangat respek kepada kakak ipar nya itu  .

Pangeran ketiga Chen Jiacheng tadinya ingin mengantarkan adik ketujuhnya itu pulang sampai gerbang depan Wangfu. Tapi ia dan adiknya itu malah berhenti melanjutkan perjalanannya setelah melihat Lian Mei-Yin mengali tanah dengan tangan sendiri . Pangeran ketiga Chen Jiacheng cuma memandang  istri yang baru dinikahinya itu dengan penuh arti entah apa yang ada di dalam pikiran pangeran ketiga Chen Jiacheng itu sekarang setelah melihat Perbuatan istrinya itu  dengan mata kepalanya sendiri .

Dia penasaran dengan sifat Lian Mei-Yin Yang asli, karna sifat Lian Mei-Yin tidak sama dengan yang dibicarakan oleh orang-orang bangsawan dan juga masyarakat yang mengatakan jika semua sifat yang ada pada Lian Mei-Yin itu kotor,dan jahat. dan apa lagi Wangfei-nya itu tidak takut sama sekali  untuk melawan dirinya yang seorang Pangeran kekaisaran.

Chen Lian Mei-Yin masih mengali tanah sampai Pelayan Du datang memberikan benih obat dan pohon yang di pesan oleh Chen Lian Mei-Yin .  Pelayan Du memberikan bibit yang dibelinya kepada Chen Lian Mei-Yin dan langsung  saja Lian Mei-Yin menanam biji obat dan pohon itu dengan dibantu oleh para pelayan yang diperintahkan untuk membantunya tadi.

Sedangkan Pangeran ketiga Chen Jiacheng dan pangeran ketujuh Chen Luo Han sudah pergi dari tempat itu tanpa diketahui oleh siapapun.

Chen Lian Mei-Yin dengan wajah senang menanam bibit obat dan beberapa pohon itu karena menurut nya ini pasti akan menjadi pundi-pundi uang untuknya jika nanti tanaman obat itu sudah siap panen untuk di petik dan dia tidak sabar untuk itu, menikmati uang yang akan dia dapatkan nantinya.

" Hmm.. cepatlah tumbuh sehat taman obatku " ujar Chen Lian Mei-Yin disela dia menanam taman bibit obat.

Tidak terasa menanam bibit obat dan pohon itu sudah selesai . Chen Lian Mei-Yin dan para pelayan penghuni wangfu itu segera pergi untuk membersihkan diri masing-masing karena terlalu kotor.

.

.

.

Keesokan harinya , Lian Mei-Yin melanjutkan latihannya untuk meningkatkan stamina fisik dirinya. dulu saat dia didunia modern dia bisa bela diri apapun karena sejak kecil dia sudah diajarkan ilmu bela diri oleh keluarganya.

Didunia baru ini Lian Meyleen ingin menjadi kuat sehingga dia tidak akan bisa ditindas oleh siapapun termasuk oleh suaminya itu .

Pelayan setia Lian Mei-Yin, Du mendekat kearah Lian Mei-Yin yang masih latihan fisik.

" Ada apa bibi Du? " tanya Lian Mei-Yin menghentikan latihannya karna melihat pelayan setianya itu.

" Nubi membawakan sedikit kudapan untuk  wangfei , sebaiknya Anda makan dulu kudapan ini " ujar bibi Du itu sedikit membungkukkan badannya.

" Ah iya, terima kasih bibi "

Lian Mei-Yin langsung duduk disebuah bangku dan memakan kudapan cemilan yang dibawakan bibi Du untuknya .

" Tanaman obat dan pohon pagi ini sudah selesai diberi pupuk dan air "lapor bibi Du Kepada Lian Mei-Yin.

Lian Mei-Yin mendengarkan semua laporan yang disampaikan bibi Du kepadanya mengenai tanaman yang kemarin mereka taman sekarang. Lian Mei-Yin tidak bisa merawat tanaman nya secara langsung lagi  karna dia sedang dihukum oleh pangeran ketiga kemarin karena sudah berani menginjak kaki pangeran ketiga dan sebagai hukuman karena dia sudah merusak tanaman bunga yang sekarang ditanami dengan tanaman obat dan pohon itu . Tahu gitu Lian Mei-Yin jika dia dihukum seperti ini dia akan memukul wajah temboknya Pangeran Ketiga yang notabenenya suaminya sendiri itu  daripada dia menginjak kaki pangeran ketiga . Lian Mei-Yin sempat protes tapi setelah diancam jika tanaman obat yang dibongkar oleh pangeran ketiga, dia langsung diam tak berkutik.

Dan Lian Mei-Yin hanya bisa menyumpah serapahi pangeran kejam itu dalam hatinya.

Sedangkan di zaman modern tahun 2025. Seorang gadis cantik berbaring lelap disebuah ranjang kamar pribadinya. Terlihat dua orang dewasa yang sudah tua berada disisinya.

" Sampai kapan cucu kesayangan kita akan menutup matanya seperti ini ? " tanya wanita tua yang merupakan nenek dari wanita yang terbaring di ranjang itu.

" Sabarlah sedikit, Sebentar lagi pasti Cucu kita Lian Meyleen akan segera sadarkan diri dan dia akan pulih seperti dulu " jawab sang kakek yang mencoba menguatkan Istrinya itu.

Ya, Mereka berdua adalah kakek dan neneknya Lian Meyleen. Setelah mendapatkan kabar dari kepolisian jika cucu mereka kecelakaan dan berada dirumah sakit , Mereka langsung menuju kesana untuk melihat cucu mereka. Mereka sangat khawatir karena mendengar deru kepolisian itu jija cucu mereka tenggelam kedalam Danau setelah mencoba menghindari mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi kearah cucunya.