Houm pulang meninggalkan rumah, kini hanya tersisa keheningan di jam 3 pagi. Mereka kedinginan. Tidak tahu dimana tempat pemanas ruangan, Leo mulai menangis begitupun dengan Nori. Jay masih sibuk mencari dimana letak penghangat ruangan. Ditambah lagi keadaan memburuk karena badai besar yang membuat seluruh kota mati lampu.
Tidak ada satupun lampu yang menyala, kecuali lampu di luar jalan yang merupakan lampu emergency.
Rose menggigit bibirnya menatap keadaan Nori yang terlihat merindukan mamanya, dia terus menangis dan menendang nendang kakinya.
"Jay. Biarkan Leo kamu gendong. Aku akan menggendong Nori. Dia sepertinya takut." Kata Rose.
Jay yang masih sibuk mencari penghangat ruangan dengan hanya menggunakan senter itu mengangguk, dia berusaha melihat dengan baik di dalam kegelapan, lalu menerima gendongan bayi besarnya itu.
Leo tidak begitu rewel, dia hanya menangis kecil. Lalu Rose berjalan ke arah keranjang bayi Nori, dan menggendong wanita itu.