"Kenapa kamu tidak mencoba untuk memperjuangkan nya?" Tanya Amber.
Sahabat ku itu merangkul bahu ku. Aku hanya diam saja. Tidak ada yang bisa ku lakukan, tidak ada yang bisa ku buat, tidak ada yang bisa ku perjuangkan.
"Tidak bisa lagi..." Jawab ku dengan suara serak karena terus menangis.
Amber tersedak. Dia tidak habis pikir mengapa sahabatnya itu begitu putus asa? Dia bahkan tidak yakin jika misalnya Rose terlihat begitu putus asa.
"Pasti Jay juga tidak menginginkan bersama dengan Livy. Jika kau memperjuangkan nya... Pasti dia akan mau. Iya kan Rose?"
Aku menggeleng kembali.
"Tidak lagi... Jay sudah berbeda. Sepertinya dia juga punya rasa terpendam dengan Livy. Dia adalah pria yang labil. Aku tidak akan memaksanya...."
"Aku juga akan berusaha untuk tidak memaksa terus mencintainya." Kata ku dengan menatap lantai kamar yang berwarna putih mengkilap.