Chereads / THE QUANTUM (Indonesia Ver) / Chapter 69 - SI PENGHIANAT KECIL 11 : KEMBALI dan KASIH / K^2

Chapter 69 - SI PENGHIANAT KECIL 11 : KEMBALI dan KASIH / K^2

Di pagi harinya, aku bertemu dengan Andrian tangan dan wajahnya yang penuh perban luka, melihatnya membuat hatiku hancur. Amarah yang kian menusuk ditambah pengakuan perempuan Bizler membuatku tidak bisa tidur semalaman.

"Hahaha Saya baik-baik saja, anda tidak perlu khawatir."

Bagaimana mungkin aku tidak khawatir. Di pagi buta ini aku meminta bertemu dengan Duke Han, dia sedang sibuk merapikan jasnya di bantu seorang pelayan wanita. Dia melihatku masuk dari balik cermin.

"Ada yang mengganggu pikiranmu Rain?"

"Ada yang ingin ku bicarakan. Ayah tidak pernah bertanya mengenai kejadian Yuki Raymond."

"Tolong tinggalkan kami, sisanya biar aku saja." Pelayan wanita itu berhenti merapikan jasnya dan berjalan keluar ruangan "Sudah Ayah katakan untuk tidak ikut campur lagi. Baik itu hanya pertanyaan singkat. Intinya Ayah hanya ingin kamu tidak terlibat bahaya untuk sekian kalinya. Iyah Ayah harap kamu memahami maksud baik ini."

"Tapi apa yang barusan terjadi padaku di pasar malam? Ayah tidak mau bertanya mengenai ini?"

"Semalam kamu sudah mengalami banyak hal baik maupun buruk, ayah tidak akan bertanya jika emosionalmu masih belum tenang, Rain."

Aku menceritakan sedetail mungkin kejadian semalam. Dia hanya melihatku dengan wajah datarnya.

"Seorang Wanita?"

"Benar Ayah, kamu mengenalnya?"

"Tidak. Keluarga bangsawan Bizler?" Dia menarik nafas dengan berat "Cukup. Sekarang jangan pernah menepati dirimu dalam bahaya lagi. Kamu cukup beruntung lebih baik pura-pura tidak mengetahuinya di banding. Mengetahuinya dibalas nyawa."

"Aku tahu Ayah menyembunyikan sesuatu! Apa yang sebenarnya terjadi!"

"Rain tutup mata dan telingamu sekarang, jangan pernah mengatakan sesuatu yang berbahaya lagi."

"AYAH! Siapa? Siapa ketua dari organisasi itu? Hingga sekarang kau diam membisu?!"

Aku menghentakan badanku dengan kesal.

"Aku masih bersikap tenang sekarang. Jangan sampai aku mengatakan sesuatu yang tidak ingin kau dengar. Sekarang bersiaplah sarapan."

"AYAH! tidak menjawabnya? Berati ayah tau siapa yang di balik ini semua?"

"RAIN! Ku bilang pergi bersiap sarapan." Dia menatapku dengan amarahnya, sesaat dia melihatku seakan mangsanya.

"Seterah pada Ayah, apapun itu aku akan mencari tahu dengan caraku." Aku berbalik badan keluar kamar "Oiyah Dan jika aku membuat kesalahan cukup hukum aku, bukan orang sekitarku. Biarkan diriku sendiri menanggung dosa yang ku buat."

Sarapan pagi ini terasa sangat canggung, bahkan semua pelayan hanya menunduk diam. Keagungan ini terus terasa setelah mereka kembali kesibukan masing-masing. Anak-anak lain merasakan hal yang sama dan terus menanyakan padaku, tidak satu katapun ku jawab.

Aku meminta Andrian untuk mencari informasi apapun tentang wanita itu atau organisasi yang menyangkutnya, namun tidak ada kabar mengenai keluarga bangsawan bernama Bizler.

Selama seminggu belakang pikiranku sangat kusut, tidak fokus, rasanya ingin membakar seseorang. Selama itu aku hanya terus berputar di kegiatan yang sama hingga Andrian menggambarkan kejadian di koran pagi ini.

Berita menggemparkan! Tertangkap pembunuh keji Bangsawan Barron France Mirniae!

Barron dikenal seorang pemimpin yang sangat ramah dan bijaksana. Nasib tragis yang ia alami ketika sedang mencari anak tunggalnya yang hilang Josep Mirniae hingga sekarang belum ditemukan. Beliau meninggal dengan luka tusuk dan mati kehabisan darah. Akhir cerita yang tragis bangsawan Barron Mirniae.

Kini pelaku keji pembunuhan bangsawan Mirniae tertangkap di rumah mewah, sedang bermalam bersama keluarganya. Dikatakan jika penangkapan tersebut mendapat perlawanan dari sang pelaku, orang itu tidak lain Bangsawan KNIGHT ERVAN LEZNA!

Foto hitam putih yang terpampang di surat kabar, membuatku amat terkejut tidak percaya. Masih sangat jelas terekam di ingatanku pelaku penganiayaan Jean ketika pesta panen Duke Leonard. Dia dengan teganya melempar seorang anak kecil dari lantai 2. Masa itu pelaku penganiayaan tidak tertangkap sekarang dia sebagai pelaku pembunuhan.

"Anda mengenalnya?" Tanya Andrian, dia melihatku dengan seribu pertanyaan "Tu-tuan muda?"

"Jadi dia seorang… Knight?" Nafasku mulai tidak teratur "Dia-dialah yang membuatku menderita."

"Apa maksud anda Tuan??"

"Wah anda sudah membaca berita menggemparkan di pagi hari ini?" Detektif Edwin menyapaku di ruang tamu "Anda kelihatan amat terkejut ketika membacanya, kenapa?"

Pantas saja dia seorang detektif konsultan, aku bahkan tidak merasakan jika dia beranjak masuk ruangan. Secangkir teh dan kue kering tersusun rapi di meja. Dia duduk menyilangkan kakinya berhadapan padaku.

"Hehm! Bagaimana kabar anda Tuan Muda?" Tanyanya dengan nada ramah.

"Dimana Tuan Gren aku tidak melihatnya?" Aneh sekali melihatnya berjalan sendiri tanpa rekannya.

"Dia sedang sibuk dengan kegiatan lain haha…" Tawanya, kurasa dia sudah gila tidak ada yang lucu di sini "Jadi anda adalah pengawal pribadi Tuan Muda-Andrian Drian dan pelayan nona-Farah Carren. Salam kenal saya Edwin Sherian."

"An-anda mengenal ku?" Pelayan Farah Terkejut dan terlihat gugup, tangan nya menggegap amat keras.

"Tentu saja." Senyumnya, Tiba-tiba dia mengalihkan topik "Aku mendengar peristiwa yang cukup tidak mengenakan beberapa hari yang lalu, biarkan itu menjadi pembelajaran untuk kedepannya anda tidak perlu marah sebesar ini pada Duke."

"Ayah menceritakannya?" Aku agak sedikit kesal, bukan karena itu aku marah padanya tapi dia mulai membatasi semua yang kuinginkan.

"Iyah cukup jelas si…." Dia melihatku, dan mulai menyenderkan badannya "Anda tau, terkadang aku melihatmu mengingatkan pada seseorang. "

"Apa maksudmu?"

"Dia tidak seberuntung anda, dia memiliki kekurangan sejak lahir tubuhnya yang mungil mengidap penyakit langka 'Albus' penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Selama hidupnya dia berada di kursi roda."

Mendengar saja aku sudah tahu siapa yang dia ceritakan. Jean.

"Tubuh mungil yang harus menanggung penderitaan yang amat menyakitkan. Bahkan di suatu peristiwa orang jahat yang membenci kedua orang tuanya melampiaskannya hingga ia menahan luka amat keras, keajaiban apa hingga dia masih bisa bertahan dari peristiwa itu."

"…" Aku hanya diam dengan apa yang coba beritahu padaku.

"Ketika dia sedang dirawat, di sana lah aku pertama kali bertemu dengannya aku bahkan masih memiliki catatan singkat tentang kasus itu. Tapi sayangnya dia tidak seberuntung untuk kedua kalinya-Dia meninggal terbunuh tertembak di bagian vital." Detektif itu menatapku dengan tajam.

Ruangan besar ini terasa sangat sesak bahkan udara segar yang masuk terasa panas, Andrian dan Farah menyimak dengan serius.

"Pelakunya tertangkap?" Tanya Andrian.

"Tiga dari satu sudah mati karena karmanya, satunya tertangkap kepolisian dengan tuduhan yang berbeda, seorang lagi masih bebas berkeliaran." Secangkir teh hangat menjadi dingin "Bagaimana menurut anda, Tuan Muda? Apa ini adil?"

"Tidak-pelaku pembunuhan itu harus dihukum setimpal."

"Tepat sekali, saya juga memikirkan hal yang sama." Dia mendekat padaku "Lalu sekarang apa yang anda lakukan?"

Jantung berdegup sangat kencang, aku tahu persis dia sedang mencoba menggali informasi dariku.

"Knight Ervan Lezna! Adalah tersangka utama paling besar salah satu yang melakukan tindakan keji ini. Apakah pantas dia mendapatkan hukum yang tidak sesuai kejahatn yang dia lakukan?"

"Tidak, hukuman mati menantinya." Jawabku.

"Saya juga setuju dengan anda Tuan Muda." Dia kembali menyandarkan badannya "Tapi sayang sekali dia akan mendapatkan hukuman yang ringan-Tentu saja Hukum berjalan dengan bukti yang kuat, tidak ada bukti untuk itu. Begitulah kejamnya hukum di negara kita."

"Anak yang malang menanggung dosa yang bukan miliknya, hingga kematian yang menyedihkan."