Nadine tentu mengenalnya, meski hanya kenalan biasa. "Ketua Osis dingin kayak es itu? Apa dia pemilik mobil ini, biasanya kan pake mobil biasa ehh motor biasa deng. Aukh ah gonta ganti dia mah"batinnya lagi. Sembari melerai kedua tangannya yang menutup telinganya tadi.
"Lo gak lecet kan? " tanya Azril cowok itu mengkhawatirkan gadis yang kurang hati-hati ini.
"Gak, tapi gue hampir mati." jawab Nadine.
"Hampir kan? Gak mati, lain kali kalo mau nyebrang pasang mata kanan kiri. Bila perlu pake spions." ujar Azril begitu dingin.
"Kok jadi lo yang sewot, kan lo yang mau nabrak gue. Gak ada akhlak lo, lo yang kurang hati-hati." kesal Nadine, tanpa memikirkan kesalahannya sendiri. Ia berani memutar balikkan fakta.