Ketika Luke menabrakku, aku berpikir dengan pasti bahwa aku telah melakukan kesalahan. Dia lebih dalam dari yang pernah aku rasakan. Sedikit cubitan yang biasanya aku rasakan sekarang menjadi rasa sakit yang dalam yang menyebabkan aku secara naluriah menarik diri. Dia meraih pinggulku dan menarikku kembali ke tubuhnya. Dia meraih tangannya di sekitar aku dan jari-jarinya yang terampil menemukan klitoris aku dan mulai memijat sekelompok kecil saraf. Rasa sakit itu terlupakan saat aku menjadi fokus pada sensasi yang membangun di dalam diri aku.
"Itu benar sayang. Santai saja," katanya sambil menggerakkan jari-jarinya dengan ritme yang sama seperti saat dia menggerakkan pinggulnya. "Aku akan menggerakkan tanganku. Aku ingin kau menyentuh dirimu sendiri."