Tubuh Yuki di dorong pelan keluar dari ambang lorong. Tak ada respons dari Niel setelah Yuki memanggilnya. Yuki menoleh, sekejap melihat perawakan Niel yang berjalan ke lorong lebih dalam.
"Apakah dia akan baik-baik saja di dalam?" Yuki sempat bingung antara meninggalkan tempat itu atau menunggu Niel.
Kemudian salah seorang Kamuro memanggilnya untuk segera kembali.
***
Desahan demi desahan dan suara-suara berisik lainnya memasuki telinga Niel. Kedua tangannya memegang erat sisi nampan.
Niel benar-benar terusik dengan suara itu. Sampai-sampai kedua telinganya memerah dan wajahnya memanas. [ Kalau bukan karena Yuki, aku tidak akan pernah memasuki sarang para mesum ini. ]
Saat memasuki pintu kamar. Ada satu pintu lagi yang berada di depannya. Suara-suara birahi itu makin jelas. Dia meletakkan nampan itu sebentar di lantai lalu menggeser pintu. Niel kembali membawa nampan dengan wajah menunduk.
