Terdapat ukiran-ukiran sebagai sekat dinding dengan ruang tengah aula. Dari celah-celah itu, dia bisa melihat Hiro duduk di depan Asano dalam jarak cukup berjauhan. Masing-masing duduk di depan meja kecil yang telah tersaji satu teko teh dan makanan kecil.
Hiro duduk dengan posisi tegap, sungguh memancarkan aura seorang pemimpin. Dia mengenakan hakama yang dibalut jubah putih. Sementara Asano mengenakan Hakama hitam seluruhnya. Keduanya sesekali mengangkat gelas teh dan bersulang.
"Kupikir yang datang kemari hanya utusan. Tak kusangka, Pemimpin sendiri yang telah membantu menyingkirkan para hantu dan siluman itu dari kota kami. Aku malu, karena tidak bisa menangani semuanya. Ini karena keterbatasanku hanya sebagai Indigo."