Sorotan matanya seperti sedang marah. Meski begitu, Yuki tak menanggapi mimik Hiro terlalu jauh. Dia hanya memikirkannya sesaat, lalu mengabaikannya.
Yuki menyapa Furuta, membalas pujian pria berkulit tan itu, lalu menghampiri Hiro. Matanya melirik dari bawah ke atas. senyum yang muncul sejak tadi, menunjukkan rasa senangnya bertemu pria itu.
"Lihat, penampilanmu, Hiro? Mereka melakukannya dengan sempurna. Selama ini, kau punya status istimewa sebagai anak seorang pendiri Universitas, sudah selayaknya tiap hari Hiro berpenampilan seperti ini." Tak cukup hanya berdiri, Yuki mengelilingi tubuh pria berambut putih itu, hingga membuat leher Hiro bergerak mengikutinya.
"Mereka apa kan rambutmu jadi selicin ini?" gadis kecil itu tertawa. Jari-jarinya hendak menyentuh rambut Hiro yang ditata ke belakang.