Leher Yuki celangak-celinguk melihat orang-orang. "Identitas seorang Albino memang tidak bisa dipandang sebelah mata," ucap Yuki selagi berjalan.
"Yuki tidak terganggu?" tanya Furuta.
"Terganggu, tentu saja terganggu. Siapa yang senang ditatap begitu lama."
Furuta tersenyum. "Albino Indigo, ya sebutan lainnya Albino Monster, apa lagi jika dua Albino muncul secara bersamaan. Mereka takut kita akan menerkam. Arrrnggg!!!" canda Furuta, bertingkah seperti orang tua menggoda anak-anak.
Kedua tangan mereka yang berayun, lekas ditarik paksa oleh Yuki.
"Ah, maafkan aku. Aku sampai lupa melepaskan tanganmu," kata Furuta, menyesal.
Yuki berusaha mengimbangi langkah lebar lelaki dewasa itu. dia harus mendongak setiap kali menatap Furuta yang tingginya melebihi Niel dan Hiro. "Senior Furuta, boleh aku bertanya sesuatu padamu? Ini mungkin akan menyinggungmu."