Ketegangan yang mengubah atmosfetr di ruang rawat itu, mendorong Suno melerai kedua pria tampan itu. pria berkaca mata itu, menyibak jas kerjanya dan memasukkan tangan ke saku celana. "Kalian ini. Aku tahu kalian sama-sama peduli dengan Yuki, tapi liat akibatnya jika kalian bikin ribut di sini," Suno menjeda ucapannya. Dia merangkul punggung Niel, sembari melepaskan cengkraman Hiro dari pundak temannya. "Yuki akan sedih jika dia tahu, posisinya membuat kalian berdua saling serang. Sekarang, utamakan perasaan gadis itu. Niel, ayo ikut aku!"
Hiro meminta dua pelayan hantu sang ayah untuk menjaga pintu masuk selama dia bicara dengan Yuki.
"Auramu juga sedikit samar."
Hiro menarik kursi dan duduk di samping ranjang Yuki. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit kurang enak badan. "Bagaimana dengan kondisimu? Kudengar, kau pingan karena kekurangan energi kehidupan. Maafkan aku, membuatmu mengalami hal ini."