"Adik kecil, sudah lama kita tidak bertemu. Akhirnya aku bisa mendengar kekhawatiranmu. Aku sangat tersentuh sekali. Hanya membuat tabir pelindung, tidak akan memberatkan tubuhku. Oh, ya. Aku belum makan. Temani aku makan," ajak Furuta sembari menggandeng punggung Hiro.
"Sejak kapan sikapmu jadi lebih santai padaku. Dulu, kau bersikap kaku sekali. Seperti ada pembatas diantara kita yang tidak bisa dilewati," timpal Hiro selagi berjalan beriringan.
"Dulu, itu karena kau tidak seperti sekarang. Sudah tiga tahun lebih kita tidak bertemu, sikapmu sudah seperti manusia. Apa karena bergaul dengan Hobito? Kudengar dia sering menjadi makcomblang para hantu dan mengambil upah untuk itu. Dari mana dia dapat ide gila begitu?"
Hiro seperti disentil mendengar tentang Hobito. Dia teringat kondisi Yuki selama ditinggalkannya siang tadi. [ Bodoh, aku lupa soal Yuki. Di penjara hitam malam begini pasti suhunya sangat dingin. Aku harus pergi menjemputnya. ]