"Sebaiknya jangan dekati mereka kalau tidak mau tertular!" kata seorang Kamuro.
"Kau ini terlalu berlebihan. Apa kalian sudah mendengar soal penyakit itu dari dokter? Tidak, kan." Yuki mengambil tilam tatami di lemari kemudian meletakkannya tepat di samping Noi.
Semua mata tertuju ke arah Yuki. Pembicaraan pun berlangsung dengan intonasi yang rendah, mirip seperti berbisik. Yuki tahu, kelakuannya yang tidak mengikuti pendapat kebanyakan orang akan menjadi bahan perbincangan.
"Apa yang kau lakukan? Menjauhlah!" Noi, gadis yang berada di kelas terakhir Kamuro itu merespon sikap Yuki.
Yuki tersenyum ramah lalu menepuk-nepuk bantal dan membentang selimut di sekujur kakinya. "Aku hanya melakukan apa yang kuinginkan. Mengapa aku harus menjauh? Aku Kamuro baru di rumah ini. Mungkin, kau sudah dengar dari Kamuro lain."
Wajah Noi pucat sekali. Tampak kerutan di kulit dan bibirnya kering seperti dehidrasi. Yuki sangat prihatin atas keadaan dua gadis itu.