Renji duduk di belakang tanaman di halaman depan gedung pusat perbelanjaan. Wajahnya menunduk, tatapnnya jatuh pada marmer kasar, sementara pikirannya mengulang kejadian beberapa saat yang lalu. Ya, kejadian 'hampir nahas' yang memicu ingatan masa lalu itu kembali.
Suara kecil memanggil namanya. Yuki yang berlari dari arah samping, menarik kembali wajahnya. Kedua alis Renji berkerut dan matanya menilik perawakan Yuki. Dia berusaha mengenali gadis di masa lalu.
"Maaf membuatmu menunggu lama. Kau yakin tidak merasa sakit apa pun? Jangan sembunyikan sesuatu dariku," ujar Yuki seraya menyentuh kepala, punggung, lengan, menepuk-nepuk pelan perut hingga lutut Renji.
Renji sedikit memancarkan senyum dan hanya terima saja perlakuan agresif Yuki.
Gadis kecil itu menatapnya lagi, seolah-olah tatapan itu mengharapkan kejujurannya. "Jangan menahan diri, ayo pergi ke rumah sakit!"