Gadis berperawakan pendek, mengenakan gaun putih sebatas lutut, rambut panjang hitamnya menutupi punggung, dihiasi pita di pucuk kepala. Harum tubuh gadis itu menyerupai aroma anggur yang memabukkan, bersifat manis dan juga asam secara bersamaan. Hanya dengan memandang postur anggun itu, Hiro tersenyum puas.
"Yuki!" Hiro memanggil dengan suara lembut pada gadis yang berdiri di depannya.
"Hiro, kau sudah datang." Yuki berbalik. Mata biru gadis cantik itu akhirnya bersua dengannya. "Hiro, mengapa hari ini pakai kemeja hitam?" tanya Yuki.
"Apa maksudmu, aku yang sebenarnya memang menyukai warna hitam. Kau lupa ya, aku akan mengingatkanmu lagi. kemarilah," perintah Hiro sembari mengacungkan telunjuknya, memberi aba-aba.
Kebahagiaan yang semula menghiasi wajah Yuki, kini berubah pucat dan tegang. Gadis itu enggan untuk mendekat. Bahkan sebaliknya dia mundur menghindari Hiro.