Teriakan yang sempat memecah keheningan paviliun itu akhirnya berhenti ketika Renji menutup mulutnya sendiri. Senyap kembali menguasai lingkungan sekitar. Pria berambut gondrong itu sekarang berdiri di depan kaca setinggi dirinya. Memancar kebahagiaan dari binar matanya. Karena selama ini, Renji tak pernah melihat dirinya di depan kaca. Tanpa tubuh, kaca pun enggan menangkap perawakannya.
Sekarang itu semua sudah berubah. Meski yang ada di depan kaca itu bukan dirinya, tetapi Renji seakan-akan hidup kembali. Dia menarik napas dengan lancar, dan kakinya yang menyentuh tatami terus digesek-gesekkannya. Sudah lama, dia tak merasakan kaki manusia semenjak terakhir kali merasuk ke tubuh Yuki.
Renji mengelus lekuk pipi dan beralih pada bagian-bagian tubuh lainnya. Saat menyentuh memar di bagian tulang dada, rasa nyeri begitu nyata sampai-sampai Renji mengernyitkan alisnya.