Di rumah pemakaman Tojimori. Bau dupa dan bunga-bunga yang menghiasi altar memenuhi penciuman Yuki. Alunan sutra yang dibacakan seorang pendeta Budha berlangsung dengan khitmad.
Yuki dan Hiro berdiri di antara para tamu yang turut berbelasungkawa hari itu. Yuki masih belum mendengar rencana apa yang akan digunakan Hiro. Tak sekali dua kali, dia menyolek tangan Mentornya itu hanya untuk bertanya apa yang akan mereka lakukan di ruangan itu.
Karena ini tugas pertamanya, Yuki tak bisa mengendalikan diri untuk tidak bertanya. Dia gugup dan canggung pada kerja sama tim bersama seorang mentor.
[ Aromanya kuat sekali. Pantas saja saat pertama kali bertemu Hiro dan Niel, yang tercium adalah bau ini. Mereka pasti sudah sangat lama bergelut dengan pekerjaan seperti ini. Pemilihan seragam misi mungkin juga menyesuaikan pekerjaan ini. ] batin Yuki. Dia memperhatikan semua yang berlangsung dalam ruang besar itu.