Cahaya yang samar-samar mengenai mata, membuat Yuki terganggu. Lelah yang menyelimuti tubuhnya, membuatnya tak ada niat untuk bangun bahkan beraktivitas hari ini.
Gadis kecil itu berbalik ingin tidur lagi. Namun, angin yang berembus memasuki pakaiannya terus mengusik sehingga mata itu tak kunjung terpejam lagi. Angin membawa aroma apel yang tercium sangat dekat.
"Siapa yang menghidupkan kipas angin pagi-pagi buta begini?" gumam Yuki seraya merentangkan kedua tangannya.
Dia beranjak dengan mata yang masih pedas untuk dibuka. Namun, samar-samar pemandangan sekitarnya yang asing, memaksa matanya untuk terbuka lebih lebar.
"Ini di mana? Apa aku sedang bermimpi?" tanya Yuki, kebingungan. "Tidak mungkin, mimpi ini begitu nyata." sendi lehernya mengitari ruang kecil berulang kali.
Dia menyusuri alas duduknya yang berupa kain lusuh dan kotor. Bahkan ada beberapa makanan tersaji di sampingnya. Terdapat pula tungku untuk meletakkan dupa.