Dua Pedang tajam, saling beradu dengan kekuatan tak imbang. Hamparan rumput di hutan hitam itu sudah berubah menjadi landasan tanah. Jejak serangan yang kuat terlihat di mana-mana.
[ Kenapa hari ini, guru Ashuma sangat bertekat melukaiku? Ini bukan latihan, tapi pertarungan sungguhan! ] keluah Yuki dalam hati. Dia tidak mengerti mengapa Ashuma memulai pertarungan yang seharusnya hanya latihan, kini terasa seperti pertarungan sunhgguhan.
"Serang aku, Yuki! Jangan terus membangun pertahanan kosong! Jika saat ini, medan peperangan, kau tidak akan bisa mengulai pedangmu lagi. Terlalu lemah, kemampuanmu sungguh di luar ekspektasiku!" cecar Ashuma, coba menarik semangat Yuki.
"Bertahan adalah cara untuk tetap hidup, bukan? Guru! Biarkan aku bernapas! Biarkan aku istirahat sebenar saja!" mohon Yuki. Dadanya kembang kempis dan tangannya mulai goyah mengacungkan pedang. Rasanya seperti pedang berbobot ratusan kilogram.