"Disegel!" Tatapan pemuda itu benar-benar berubah, mendengar kabar gembira itu.
Hanzo yang memahami ekspresi Hiro, lantas mengangguk-anggukkan kepala.
[ Bagai buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Bocah ini akhirnya memiliki sifat seperti ayahnya. ]
Harapan yang tergambar pada tampang pemuda itu membuat Hanzo cemas. Dia menghela napas panjang dan menatap Hiro lekat-lekat.
"Kau terlalu terburu-buru, Hiro. Memulihkan ingatan yang disegel lebih menyakitkan dari tulang yang dicabut dari daging."
"Kedengarannya cukup mengerikan. Rasa sakit itu sepadan dengan apa yang akan kudapatkan, Tuan. Tidak ada kesempatan dilain waktu. Aku harus mendapatkan ingatanku kembali."
"Kau memang anak Kamato. Kalian sama keras kepala. Apa boleh buat kalau sudah begini. Kalau sudah mengingat semuanya, aku khawatir hidupmu tidak akan tenang lagi."
Hiro tersenyum hambar menatap wajah rupawan Hanzo yang saat ini menatapnya intens.