Setelah puas dipukul, Yuki ditinggalkan sendirian di gudang kayu. Aroma kayu tercium bersama pengapnya udara di gudang buruk itu. Udaranya lebih dingin karena angin masuk dari celah-celah kayu yang keropos.
Yuki meringkuk di ujung ruang, duduk di atas kertas koran bekas. Setiap kali membuka mata, tampak olehnya sudut-sudut gelap yang menyeramkan seakan-akan di tempat itu ada yang bersembunyi dan memperhatikannya.
Yuki menangis tersedan-sedan dan merasa ngeri ditinggal sendiri. Suster Ritsuko datang sebelum jam malam yang biasa diterapkan untuk anak-anak serta pengasuh. Isabella menceritakan kejadian sebenarnya pada Suster Ritsuko.
Saat waktu tidur berlangsung, Suster Ritsuko menjenguk Yuki. Kebetulan, anak malang itu belum dapat tertidur.
Mereka duduk di ayunan dekat pohon dan saling bicara. Diajaknya Yuki pergi diam-diam ke kedai, karena anak itu sengaja tak dikasih jatah makan oleh Nyonya Haruka.