Dalam balutan udara yang dingin, bersalju. Sentuhan hangat dan lembat bibir Kotaro merangsang tubuh Yuki. Meski dalam hatinya gadis itu menolak, akan tetapi dalam hal sentuhan, tubuhlah yang berkuasa merasakannya.
Yuki mengigit bibirnya dan keningnya mengerut, tangannya masih mendorong dada Kotaro.
Merasa terganggu, Kotaro memegang tangan Yuki. Pria itu memasukkan jarinya di sela jari-jari Yuki, menciptakan wadah pegangan untuk gadis itu saat mendesah.
Memang terjadi penolakan tetapi desahan terus diluncurkan tanpa kendali.
"Hentikan! Kumohon hentikan!" seru Yuki saat lehernya sedang dicium Kotaro. Sesekali lidah pria itu menggelitikinya membuat pundak Yuki terangkat menjepit wajah Kotaro.
"Apa kau sudah mulai tegang, Gadis Kecil. Percuma saja melawan, aku ingin mendengar suara kecilmu lebih sensasional lagi."
Kotaro mengigit pundak Yuki, tepat pada titik sensitif gadis itu.
"AAAAHHkk!"
Yuki memekik bersama suara napas Kotaro yang terdengar halus.
BRAKKK!!!