Sia-sia adalah sebuah kata yang pantas untuk keadaan Yuki. Bibir dingin yang berselimut darah milik pria itu sudah tak dapat membalas ciumannya. Napaspun tak terasa lagi. Yuki menarik bibirnya dari Hiro, matanya berkedip dan air mata jatuh ke pipi pria itu.
Yuki tersedan-sedan, menatap putusasa pada jalan yang diselimuti salju. Dia sempat terpikir untuk mencari pertolongan, tetapi meninggalkan Hiro sendirian juga tidak tega.
Samar-samar tampaklah seseorang berjalan di jalan penuh salju itu. Matanya yang menampung banyak air, makin mempersulit penglihatan. Namun dia yakin, orang itu dapat membantu.
Yuki meraih tangan Hiro. Sambil ditiupnya sambil digosok-gosokkannya sehingga terasa sedikit lebih hangat. Tak cukup hanya itu, kedua tangan Hiro diletakkannya di lehernya. Agar Hiro mendapatkan kehangatan lebih banyak meski tidak mengubah dinginnya tubuh pria itu.