Di menara asrama, letaknya sepuluh meter dari kamar Hiro. Pria itu duduk di tepi balkon sambil menjuntaikan kaki pada ketinggian 80 meter di atas tanah.
Angin berembus kencang menerbangkan kemeja putih beserta rambut putihnya. Wajahnya lurus ke depan sambil mengemut permen indigo buatan sang nenek. Hiro tak sendirian di sana. Ada Hobito yang takut ketinggian, memilih duduk di kursi di belakang.
Pandangan mereka tertuju pada kupu-kupu biru yang beterbangan di luar tabir pelindung kawasan Universitas Hayakamato.
Api kecil dalam wujud kupu-kupu itu seperti milik Hiro hanya saja, tak bisa disentuh karena berasal dari tubuh Horigimi milik Soma.
"Aku tidak begitu mengerti pesan kupu-kupu itu, apa yang Soma katakan?" tanya Hobi.
"Dia memintaku datang ke apartemen lama kami. Tidak seperti dia biasanya yang selalu memburuku. Kali ini aku merasa sesuatu sedang dipertaruhkannya untuk menemuiku," jawab Hiro, suara permen bergemeletuk membentur gigi-gigi.