Darahku bersedir setelah sensasi dingin menjalar hebat ke seluruh tubuh.
Aku mematung, seraya menggesekkan ujung sepatu, siap lari.
Dingin rasanya tangan hantu ini dan dia gemetaran, seakan-akan sedang ketakutan.
"Anda seorang Cenayang, bukan? Kudengar hanya Cenayang hebat yang bisa melihat hantu. Aku sedang dikejar orang-orang aneh itu. Tolong sembunyikan aku." Dia menarik lengan ku.
[ Rupanya ada hantu yang lebih kuat dari Renji. Renji saja butuh waktu untuk dapat menyentuhku, kata Sakura. ]
Menelan saliva dalam situasi ini sangat sulit. Aku menahan diri agar tidak terlihat sedang ketakutan.
"Ah, sepertinya Anda salah kenali orang. Saya bukan Cenayang." Aku mencoba melepaskan tangannya, tapi tak semudah itu.
Hantu ini sekuat manusia, mungkin karena dia baru saja dimakamkan. Tubuhnya masih beraroma rumput nan basah.
Sayang sekali, dia mati diusia yang memiliki banyak potensi kerja. Pasti anak-anaknya sangat kehilangan.