Angin malam berembus dengan kencang, gorden besar menari-nari suaranya berisik sekali. Namun tak mengusik pembicaraan anak-anak jalanan itu. Di sofa berjumlah enam, kelompok Hojin duduk dengan sembarangan. Sedangkan di sofa bagian depan, kawanan Tommy duduk dengan tertib. Tiga lilin kuning yang menjadi penerangan berkali-kali hampir padam ketika angin begitu kencang, sehingga bayangan wajah mereka kadang kala tak stabil.
Mendengar kedatangan kelompok Hojin, para lansia duduk di anak tangga lima meter jauhnya dari perkumpulan itu untuk mendengarkan pembicaraan mereka.
''Dari awal jumlah kita 22 orang, sekarang harusnya 15, tetapi satu lagi yang belum ditemukan,'' Hojin membuka diskusi.
''Mulai besok, Tommy dan lima lainnya akan berjaga di depan dan belakang gedung. Sebagian kami akan berjaga di dalam. Begitu saja, bagaimana?'' tanya Hojin pada Tommy. ''Jadi kita semua akan menjaga dan mengawasi satu sama lain.''