Keringat bercucuran deras dari pelipis, lalu berjalan di permukaan pipi menggelitik untuk diseka, tetapi satu gerakan pun terlarang bagi mereka. cahaya redup yang hidup dan mati berkali-kali menangkap perawakan mereka. Langkah-langkah pendek diambil dari pinggiran lorong, tiap kali lampu darurat itu padam, mereka pun mulai berjalan pendek-pendek.
Punggung merapat di tembok. Ketika menyusuri permukaannya, darah yang menghiasi tembok melekat di jaket-jaket mereka. Bau amis dan busuk menusuk penciuman, menciptakan mual bagi Lee Han. Namun, ditahan kuat-kuat agar tidak muntah di sana.
Mereka saling menoleh lalu kembali memperhatikan Dr. Patrick yang berada tiga meter, sedang makan dengan lahap sekali. Guntur menggelegar, petir yang menyambar terdengar geram di atas bangunan itu. Kilatannya nan putih masuk dari celah-celah.
