Kaki sebagai alat perjalanan akhirnya menginjak wilayah perkotaan. Awan yang tebal di langit meneduhkan sekitar sehingga hawa terasa lebih sejuk. Terdapat bangunan tinggi menjulang, telepon umum, halte Bus, padesetrian dengan kursi besi, lampu lalu lintas yang berganti warna. Bundaran besar berupa kolam dengan pancuran air.
Tenggorokan kering kerontang menuntun mereka meminum air kolam itu. Otak mulai segar disusul mata dan organ-organ lainnya, sehingga jelas suasana kota dari sudut mata mereka. Kota gersang dengan zombi-zombi yang berkumpul sedang melihat mereka minum.
Belia bernapas sejenak setelah memasukkan air ke dalam mulut. Ia duduk di tepian kolam seraya mengusap wajahnya, merasakan betapa perihnya luka yang terkena air. Ia terkejut melihat jalan di depannya yang dipenuhi zombi.