Tak berselang lama, mata mereka serentak tertarik pada pintu kaca yang terbuka. Sesorang berjaket dengan tudung hoodi menutupi kepala hingga wajah, telah keluar. Topeng putih terikat di pinggang dan tiap kali bergerak topeng itu ikut bergoyang-goyang. Suara langkah orang itu terdengar gusar, dugaan itu diperkuat dengan adanya pemukul besi yang sesekali diayunkan hingga membentur permukaan aspal. Bunyi-bunyi bising berkala saat orang itu menyeret pemukul besi di aspal.
Belia baru ingat, pria itu tampaknya orang yang sama di wilayah permukiman anak-anak jalanan yang pernah ia temui. Pria bertopeng putih yang pernah digambar di sebuah kertas. Sebagian besar pikirannya menyuarakan tanda bahaya oleh kehadiran sosok itu. Lalu lekas ditariknya nenek Nam yang berada di belakang untuk segera mengemudikan mobil. Nenek Nam baru saja duduk dan memutar kunci.
BRAK! BRAK!