Untuk mengurangi kejenuhan karena tidak dapat tidur, nenek Nam memutuskan untuk jalan-jalan sebentar. Ia mengintip dari celah pintu kamar. Pada ruang tamu yang remang-remang, lampu-lampu hias di tembok menerangi ruangan itu dengan pencahayaan kuning. Sebagian lagi tak terjangkau sehingga menimbulkan kegelapan yang luas. Ia menoleh ke sebelah kanan, di sekitar lorong juga terdapat lampu dinding yang remang. Sangat sunyi suasananya. Kalau ia sedang di panti jompo, tak akan ditemui suasana seperti sekarang, lantaran lingkungan hutan selalu berisik oleh suara-suara jangkrik dan burung-burung malam. Sebenarnya, jika bukan karena bencana wabah ini, suasana di kompleks perumahan itu juga akan berisik oleh lalu lintas kendaraan ataupun dari warga setempat dan mobil patroli polisi yang sering berlalu lalang.
Tanpa berpikir dua kali, ia keluar dan pelan-pelan menutup pintu kamar. Nenek Nam menyentuh perutnya kemudian berjalan ke dapur sambil mencari tombol lampu.
