Tadi malam Nenek Nam tidur nyenyak sekali, sehingga ia bangun agak kesiangan. Walaupun kesiangan, gorden jendela hanya memaparkan cahaya terang tanpa kilauan matahari. Karena tak tega membangunkan orang sakit, ia jadi ditinggal sendiri di kamar besar itu. Nenek Nam mengulurkan kaki di sisi ranjang, di bawah bantal diambilnya cermin sebesar satu jengkal. Di cermin itu tampak wajahnya nan kusam lagi pucat, seperti orang tua tak terurus. Uban-ubannya berantakan, mencuat di mana-mana, kerutan di wajah terasa semakin jelas dan tebal. Nenek Nam mendesah kemudian di laci nakas, diambilnya lipstik hadiah ulang tahun dari Jae Suk. Dioleskan lembut di bibir, dalam beberapa detik wajahnya jadi terlihat segar dan cantik.
''Karena terburu-buru, rasanya jatuh dari ketinggian dua setengah meter membuat pinggulku bergeser.'' Suara besar itu milik Lee Han.
