Malam mencekam, diselimuti atmosfer menegangkan, rasa prustasi, ketakutan yang mengigit urat serta sendi-sendi So Min. Ranjang berderit oleh tekanan kuat, bahkan lebih kuat lagi di leher gadis kurus itu. Tangan kekar, besar lagi keras dan kaku mencekik daya hidupnya yang makin menipis. Dengan napas pendek, suara yang tertahan di ujung kerongkongan, So Min menggapai-gapai wajah pria itu.
Niat membunuh memang tak akan mengendurkan serangannya. Kuku menekan kuat pada dua urat leher bagian pernapasan dan saluran darah ke otak, hal itu menyebabkan So Min sangat lemah. Oksigen yang menurut sampai ke otak membuat keadaran dan pertahanan dirinya hampir hilang. Tenaga terkuras dalam usaha memasukkan udara pada paru-paru yang berkerut.
