Waktu berjalan selama 5 jam. Pagi telah berubah menjadi siang, tetapi ruang pengap itu tetap tak memiliki cahaya. Mereka bahkan buta waktu.
Siapa yang dapat menebak, sifat sebenarnya. Dorongan terjalin antara nafsu, hasrat melahirkan kejahatan yang tak dapat diperkirakan.
Yeo Han merasa ditipu. Ia duduk dengan pundak terpuruk dan dengan kedua lengan bertengger di lutut. Pikirannya kacau, mencari jalan keluar sementara, ia khawatir terlalu lama terjebak di sana membuat ia tak dapat menyelamatkan sang nenek.
Meski begitu, Yeo Han tak menyerah. Senter dihidupkan lagi, ia berjalan menuju tangga menanjak. Orang-orang memperhatikan gelagatnya.
Sinar senter itu diarahkan ke pintu di ujung tangga. Yeo Han memukul permukaan pintu yang terbuat dari metal baja nan kokoh.
Ia mendesah karena tak bisa menemukan celah pada pintu itu.
Tak berapa lama, muncul ide untuk melarikan diri. Semua orang berkumpul mendengarkan penjelasannya.
