''Yeo Han!'' teriakan lantang terhambat oleh beberapa bangunan, namun masih dapat meresap pada indra pendengaran.
Langkah yang gesit menciptakan arus angin cukup kuat, rambut hitam bertempur dengan angin menampilkan dahinya yang penuh cairan ketegangan bernama keringat. Selama kaki berlari, kedua tangannya sibuk berayun menyeimbangkan tubuh. Sudut matanya menangkap siluet mobil yang berlari kencang, dari sela-sela bangunan.
Keberadaannya hanya terpaut bangunan sebuah toko saja, tetapi susahnya minta ampun untuk mencapai mobil itu. Ia harus bertarung sambil tetap berlari. Unjung saja, Yeo Han sempat meraih sebuah kain kotor di sekitar jalan. Dan kain itu menjadi pelindung utama tinjunya.
