Seperti biasa, setiap pagi Feng Xin selalu datang untuk mengecek kondisi Meng Yue. Semenjak dibawa kembali ke istana, Feng Xin menempatkan gadis itu di Paviliun Changmen, sebuah kediaman mewah yang dibangun untuk setiap permaisuri negeri ini. Sebenarnya, Feng Xin lebih suka jika Meng Yue tinggal di kamarnya, tapi ia takut jika ia melukai gadis itu tanpa sengaja ketika mereka berdua tidur seranjang. Maka, Feng Xin harus merepotkan diri bolak balik dari kediamannya ke tempat tinggal Meng Yue.
Hari ini pun Meng Yue masih tertidur dengan nyenyak. Ia sama sekali tak menunjukkan tanda - tanda akan bangun. Tapi yang paling penting adalah gadis itu masih bernapas. Hanya dengan begitu, Feng Xin merasa ia bisa hidup.
Ketika makanan dan obat diantarkan. Feng Xin mengambil alih kedua mangkuk itu, dan secara pribadi menyuapi Meng Yue dengan penuh kelembutan. Meski Meng Yue masih belum sadar, dia tentu saja masih perlu asupan makanan. Jadi, dalam ketidaksadarannya, Feng Xin lah yang setiap hari menyuapinya agar gadis itu tetap mendapat asupan yang diperlukan tubuhnya.
Selesai menyuapi Meng Yue sup bergizi, Feng Xin meletakkan mangkuk itu ke meja samping, lalu dengan lembut mengusap wajah Meng Yue yang kotor karena lelehan sup tadi. Seluruh pemandangan itu sebenarnya memancarkan ketenangan hingga seseorang masuk untuk menghancurkannya.
"Yang Mulia!" Seru Bai Qingwu, ia masuk ke dalam kamar Meng Yue dengan wajah panik.
"Ada apa?" Tanya Feng Xin kesal. Hingga sekarang ia tidak mengizinkan satupun lelaki masuk ke kamar Meng Yue selain dirinya dan tabib.
"Jenderal Meng! Jenderal Meng dan istrinya ada di depan gerbang! Dia ... Dia meminta untuk bertemu anda!" Seru Bai Qingwu tergesa.
Feng Xin sama sekali tidak terkejut, tangannya masih dengan lembut menyapu sudut bibir Meng Yue seakan Bai Qingwu tidak mengatakan hal yang penting. Dan sejujurnya, hal itu memang tidak penting lagi bagi Feng Xin. Kedatangan Jenderal Meng hanya membuatnya merasa lebih buruk.
Kedatangan orang itu membuatnya mengingat kembali bagaimana ia memperlakukan Meng Yue dulu. Ia menyiksa gadis itu di penjara, mempermalukan gadis itu di hadapan semua orang di Ibukota, membuat gadis itu jadi umpan di Perburuan Musim Gugur, menyakiti gadis itu dengan membawa Chen Zhuyu kemari. Semua itu hanya untuk membalas Jenderal Meng. Balas dendam terhadap hal yang salah.
Ia sudah tidak lagi memikirkan tentang Jenderal Meng.
Tapi, bagaimanapun ia juga memerlukan Jenderal Meng sekarang. Ia ingin 'mempertemukan' Meng Yue dengan kedua orangtuanya. Ia akan mencoba apapun kemungkinan untuk membuat Meng Yue bangun lagi, termasuk mempertemukannya dengan kedua orang tuanya.
Feng Xin menoleh ke arah Bai Qingwu, "Bawa mereka ke ruang belajarku." Katanya dingin.
"Baik Yang Mulia!" Bai Qingwu dengan patuh pergi.
Feng Xin menunduk menatap Meng Yue, matanya tampak tidak berdaya ketika melihat gadis itu. Ia kemudian mengusap lembut pipi Meng Yue, "Sebentar lagi nama ayahmu akan bersih. Kau bisa bertemu dengannya lagi, Meng Yue. Jadi cepatlah sadar." Bisiknya, kemudian ia menunduk dan memberikan ciuman lembut di dahi gadis itu lalu melangkah keluar.
*
"Jenderal Meng, ada apa kau kemari? Tidakkah kau takut aku akan segera memenggalmu di tempat hari ini?" Tanya Feng Xin dingin.
"Saya bukanlah penjahat, untuk apa saya takut akan kesalahan saya?" Jawab Jenderal Meng santai.
Feng Xin tertawa mengejek, "Jenderal Meng, kau mengakui bahwa kau bukanlah penjahat, tapi kenyataannya, kau terus berlari dari kejaranku selama setahun ini."
"Yang Mulia, saya telah bertarung ratusan kali dalam hidup ini." Jenderal Meng berkata dengan nada seolah ia hanya bercerita tentang cuaca, "Pengalaman nyaris mati sudah saya rasakan berkali - kali. Jika saya benar - benar harus mati kali ini, untuk apa saya takut? Saya hanya tidak mau dikenang sebagai pengkhianat, karena saya tidak pernah sekalipun mengkhianati negeri ini."
"Bahkan jika kau benar - benar bukan pengkhianat yang berencana membunuh ayahku, aku telah mengetahui bahwa kau telah mencoba menghabisiku berkali - kali belakangan ini."
Jenderal Meng menarik bibirnya membentuk sebuah senyum tak berdaya, "Anda sangat menghargai kedua orang tua anda hingga menghabiskan banyak waktu untuk memburu saya. Begitu juga dengan saya. Tidak perduli sekuat apa seseorang, mereka selalu punya kelemahan. Dan Meng Yue adalah kelemahan saya. Tidak perduli apapun rintangannya, selama saya mampu, saya akan melakukan apapun untuk memastikan keamanan Meng Yue."
Feng Xin menganggukkan kepalanya, kemudian ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. "Katakan padaku, Jenderal Meng. Jika aku benar - benar mati siapa yang akan mengambil alih kerajaan ini?" Tanya Feng Xin sambil menatap mata Jenderal Meng dengan tatapan santai namun mengancam.
"Saya tidak pernah berpikir untuk mengambil alih takhta, Yang Mulia. Tapi jika itu satu - satunya cara menyelamatkan putri saya dari tangan anda, maka saya tidak masalah jika harus menjadi penjahat."
"Aku sungguh - sungguh menghargai kejujuranmu itu, Jenderal Meng. Di hadapan aku, Kaisar negeri ini, kau dengan lantang menyebutkan bahwa kau ingin membunuhku dan mengambil alih takhta dariku."
"Tentu saja tidak seperti itu, Yang Mulia. Itu hanyalah kemungkinan terburuk. Jika anda memberikan Meng Yue kepada saya sekarang, maka saya akan melangkah pergi dari kerajaan ini tanpa pernah kembali lagi."
Tatapan Feng Xin segera berubah menjadi dingin. Ia menatap tajam Jenderal Meng dengan aura membunuh yang kuat, "Hentikan saja basa - basi tidak menarik ini. Jenderal Meng, aku tahu kau tidak datang kesini hanya untuk bernegosiasi tentang Meng Yue bukan? Kalau tidak, kau pasti sudah melakukannya berbulan - bulan yang lalu. Kau datang ke istanaku dengan langkah tenang. Kau pasti memiliki sesuatu yang bisa menyelamatkanmu."
Jenderal Meng tersenyum, ia segera mengambil sebuah gulungan dari lengan bajunya, kemudian ia meletakkan gulungan itu ke depan meja sang Kaisar. "Anda benar, Yang Mulia. Saya memang tidak datang kemari dengan tangan kosong." Katanya
Feng Xin mengambil gulungan itu lalu membukanya. Matanya melebar begitu melihat apa yang tertulis di gulungan tersebut, "Ini...."
"Benar Yang Mulia, itu adalah perjanjian peminjaman pasukan oleh Kangwang Dianxia dengan Kaisar Xi Liang. Seperti yang anda lihat, di sana tertera segel milik Kangwang dan Kaisar Xi Liang." Jelas Jenderal Meng
"Bagaimana kau menemukannya?"
"Saya mencari tahu tentang Kangwang Dianxia, selama beberapa malam saya terus kembali ke kediaman Kangwang Dianxia, tapi saya tidak menemukan apapun di sana. Kemudian saya tahu, bahwa Kangwang Dianxia tidak menyimpan surat itu di rumahnya. Jadi, melalui rumah bordil musim semi saya menanyai setiap wanita yang pernah menemani Kangwang Dianxia tentang siapa saja wanita yang sering terlihat bersama Kangwang Dianxia. Dari situlah saya menemukan bahwa dulu Kangwang pernah tertarik pada salah satu wanita di rumah bordil itu, dan ia bahkan memberikan wanita itu rumah di Luoyang. Jadi saya segera pergi ke desa itu dan melacak rumah wanita itu. Benar saja, surat itu berada di sana."
Feng Xin tersenyum seraya menggenggam gulungan kertas itu erat, "Jenderal Meng, besok ikutlah ke pengadilan istana. Aku akan membersihkan namamu di sana. Juga, aku akan mengembalikan segel Jenderal milikmu."
Mendengar itu, Jenderal Meng segera turun dari kursi dan berlutut di kaki Feng Xin, "Yang Mulia, orang rendahan ini sudah berkata bodoh dengan mengatakan akan mengambil alih takhta. Orang rendahan ini juga telah melakukan percobaan pembunuhan pada anda berkali - kali, sangat tidak pantas bagi saya mendapat segel dan jabatan itu lagi, Yang Mulia. Saya mohon, cukup kembalikan Meng Yue pada saya, dan saya akan meninggalkan negara ini secepatnya."
Feng Xin mengacuhkan permohonan Jenderal Meng, ia bangkit dari kursi lalu mengibaskan jubahnya saat ia berbalik. "Meng Yue adalah istriku, sampai kapanpun aku tidak akan membiarkannya pergi dariku. Lebih baik kau tinggal di Kerajaan ini dan tebus kesalahanmu dengan menjaga negara ini lebih baik dari sebelumnya. Lupakan saja gagasan tentang membawa Meng Yue pergi dariku." Katanya dingin sebelum melangkah pergi.
______________________________________