Sama seperti Jamal, rupanya malam ini Rio juga sedang tidak bisa tidur. Remaja itu sedang memikirkan operasi kelahiran bayinya yang sudah semakin dekat, hanya tinggal menghitung hari. Hal itu yang membuat dirinya merasa cemas, hingga sulit untuk memejamkan mata.
Sebenarnya Rio juga mengkhawatirkan keadaan Jamal. Bayangan wajah Jamal yang babak belur, dan teriakannya pada saat sedang dihajar oleh orang- orang itu, juga menambah rasa gelisah di hatinya. Walaupun ia sudah tahu jika Jamal baik-baik saja, namun ia belum tenang kalau tidak bisa melihat langsung kondisinya.
Rio menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, membuang bayangan tentang Jamal, sekaligus menyingkirkan desiran yang hampir saja muncul saat mengingat laki-laki itu. Ia tidak mau larut dengan perasaan yang mungkin itu cinta, hanya karena takut perasaannya itu akan bertepuk sebelah tangan.