"Plis, jangan sakiti gue."
Permohonan dan rintihan Rio sama sekali tidak berpengaruh apapun bagi Abraham. Yang ada, pria berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu, malah semakin terlihat bersemangat membasahi pipih Rio menggunakan lidah.
"Udah lu diem aja bocah, lu nikmatin aja apa yang mau gue lakuin. Lu pasrah aja. kalau nurut malah enak." Abraham menelan ludah, wajah Rio yang terlihat ketakutan membuat dirinya semakin bergairah. Sorot matanya tidak berkedip, menatap buas anak laki-laki yang tengah mengandung delapan bulan lebih itu. "Nanti lu kasih tahu si Jems, kalau kita-kita bisa bikin lu ke enakan."
"Ha... ha... ha...!"
Keempat pria yang lain hanya tertawa melihat Abraham yang penuh nafsu menciumi wajah Rio, sambil telapak tangannya menyelusup masuk ke celana dalam, merogoh alat vitalnya yang sudah menegang keras. Tidak ada rasa iba sedikitpun pada raut wajah mereka.