Di dalam kamarnya, ibu Marta sedang duduk menyandar di kepala dipan. Kakinya ia selonjorkan bebas, semantara ibu jarinya sedang sibuk menggeser-geser sesuatu di layar ponselnya.
Malam ini ibu Marta terlihat sangat cantik memakai baju tidur model piyamah, berbahan satin.
"Pah... papa," panggil ibu Marta, kepada suaminya yang sudah tidur meringkuk memunggungi dirinya.
"Hem..." sahut pak Tama.
"Jamal sama Rio kalo make baju pengantin kayak gini cocok nggak ya?" tanya ibu Marta setelah ia menerima kiriman gambar rancangan pakaian pengantin dari designer langganannya.
"Masak tanya papa sih? papa nggak ngerti apa-apa."
Pak Tama menarik selimut tebal, menutupi tubuhnya sampai kebagian leher. Ia masih tidak habis pikir dengan jalan pikiran istrinya. Bisa-bisanya ibu Marta nekat menikahkan Jamal dengan seroang laki-laki. Selain itu, usia Jamal masih belum cukup untuk menikah. Tidak hanya usia, dalam hal apapun pak Tama merasa jika Jamal belum siap untuk membina rumah tangga.