Lu Sheng tidak tahu ada kasus pembunuhan yang menimpa satu keluarga terjadi di kota Huangyang, tapi ia samar-samar menyadari ada yang aneh.
Ditambah lagi, semenjak matahari mulai terbenam ke arah barat, Lu Sheng bisa merasakan Yin di dalam kota itu mulai memberat.
(Yin dan Yang adalah filosofi Tionghoa yang mendeskripsikan energi. Yang adalah energi terang, api, matahari dan kehangatan sedangkan Yin adalah kebalikannya, merupakan energi kegelapan, air, tanah, bulan dan dingin.)
***
Setelah dua jam, di desa Liuyue.
Begitu sampai, Lu Sheng tidak segera masuk ke desa Liuyue. Melainkan, ia duduk terlebih dahulu di dalam gubuk jerami kosong dekat pintu masuk desa.
Lu Sheng menunggu sampai semua lampion di desa padam. Setelahnya, gadis itu pun mulai keluar dari gubuk jerami kosong dan berjalan dengan lamban menuju rumah Lu.
Di dalam rumah Lu, selain Lu Jiang dan Lu Xin yang masih kecil, semua anggota keluarga yang lain masih terbangun.
Lu Dahua belum tidur karena memikirkan lima ratus tael yang terbang begitu saja. Dalam hati, ia masih sangat marah dan benci kepada Lu Sheng yang dianggap melarikan diri.
Sebaliknya, Mak Liu dan Lu Ning tidak bisa tidur karena merasa cukup gelisah.
Pasalnya, mayat Lu Sheng yang jelas-jelas ada di dalam sungai tak kunjung ditemukan. Secara logika, mayat itu seharusnya sudah mengapung ke permukaan air.
'Kenapa mayat Lu Sheng masih belum muncul?' Mak Liu dan Lu Ning bertanya-tanya dalam hati.
Sebelumnya, mereka sudah memastikan beberapa kali bahwa Lu Sheng memang sudah tidak bernapas lagi.
'Seseorang yang sudah meninggal, tidak mungkin bisa melarikan diri, 'kan?'
Hati Mak Liu dan Lu Ning sangat gelisah.
Awalnya, Mak Liu bertujuan membunuh Lu Sheng untuk membuat Lu Ning menggantikannya menikah dengan putra dari keluarga Chu. Ia pun berencana mengatakan bahwa kematian Lu Sheng disebabkan oleh sakit hati karena Lu Dahua telah membatalkan pertunangannya dengan putra dari keluarga Duan.
Kematian Lu Sheng akan dianggap sebagai bunuh diri karena terlalu sedih dan marah. Namun kini, karena mayatnya belum ditemukan, maka Mak Liu dan Lu Ning pun tidak bisa mengatakan pernyataan itu.
Selain itu, pihak keluarga Chu juga tidak menginginkan Lu Ning meskipun tahu bahwa Lu Sheng telah menghilang.
Sepertinya, ada orang yang memberitahukan keluarga Chu bahwa Lu Ning bukanlah putri kandung dari keluarga Lu. Namun, entah siapa orang yang begitu panjang lidah itu.
Mak Liu sudah merasa sangat panik. Ia takut orang lain akan mengetahui apa yang dilakukannya dan Lu Ning.
Jika perbuatan Mak Liu dan Lu Ning terekspos, maka kehidupan mereka pun sudah dapat dipastikan akan berakhir.
Perlu diketahui, dalam hukum kerajaan Xuanyue, pembunuh akan dihukum mati.
Di ruangan lain, Lu Ran yang biasanya tidak sering pulang ke rumah kini sedang duduk di lantai dengan mata merah, tatapannya kosong.
Sebelum meninggal, ibunya pernah berpesan kalau Lu Ran harus menjaga adiknya, Lu Sheng dengan baik.
Namun karena Lu Ran sangat marah kepada ayahnya yang menikah lagi dengan Mak Liu bahkan sebelum satu tahun kematian ibunya, beberapa tahun itu ia memilih untuk berkumpul dan merantau dengan anak-anak berandalan di desa. Ia juga tidak mau pulang ke rumah.
Beberapa hari sebelumnya, Lu Ran tidak ada di desa. Hari ini saat baru kembali, ia mendengar kabar bahwa adik perempuannya Lu Sheng telah menghilang.
Lu Ran ikut melakukan pencarian dengan penduduk desa. Ia mencari di seluruh desa, bahkan ke belakang gunung. Namun, tetap tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Lu Sheng.
Ada yang menebak bahwa Lu Sheng melarikan diri dan pergi mencari Duan Zhen. Namun, kemungkinan tersebut tertepis karena pria itu juga baru saja kembali ke desa Liuyue.
Lu Ran juga sudah pergi ke rumah keluarga Duan untuk bertanya, tetapi Duan Zhen mengatakan ia tidak melihat Lu Sheng.
Duan Zhen memang orang yang arogan dan sombong. Namun, bahkan jika ia tidak suka dengan Lu Sheng, pria itu tidak akan berbohong.
Lu Ran duduk untuk sementara waktu, kemudian ia tiba-tiba berdiri, ingin pergi mencari Lu Sheng lagi.
Sementara itu, Lu Sheng baru saja masuk ke halaman rumah keluarga Lu. Tiba-tiba, ia mendengar suara pintu terbuka. Refleks, ia pun segera bersembunyi di belakang dapur.
Lu Sheng melihat sebuah bayangan yang kurus berjalan keluar dari kamar itu, kemudian berjalan ke halaman dan menuju pintu keluar.
Dari ingatan Lu Sheng yang asli, ia bisa tahu bahwa kamar itu adalah milik kakak laki-lakinya, Lu Ran. Maka bisa disimpulkan, sosok bayangan yang muncul tadi kemungkinan besar adalah Lu Ran.
'Malam-malam begini, Lu Ran mau ke mana?'
Lu Sheng mulai mengerutkan alisnya, ia masih ragu apakah dirinya harus mengikuti Lu Ran dari belakang atau tidak. Namun, ia ingat jika dirinya masih memiliki hal penting lain yang perlu dilakukan. Maka, gadis itu pun menyerah dan memutuskan untuk tidak mengikuti kakaknya.
Rumah keluarga Lu tidak mewah, bahkan bisa dikatakan cenderung jelek. Lu Dahua, Mak Liu, Lu Jiang, dan Lu Xin tinggal dalam satu kamar. Lu Ran memiliki satu kamar untuk dirinya sendiri, serta Lu Sheng dan Lu Ning berbagi satu kamar.
Rumah Lu Sheng adalah rumah khas jerami lumpur, dibangun dengan campuran lumpur dan rumput.
Rumah itu bahkan lebih buruk daripada rumah bambu yang ditinggalinya bersama Guru di gunung, saat belum meninggal dan masuk ke tubuh Lu Sheng dulu.
Setelah Lu Ran pergi, Lu Sheng mengeluarkan sebuah kertas hu kuning dengan kemampuan transparansi dan menempelkan kertas itu di badannya.