Keesokan harinya.
Setelah Lu Sheng menyiram kebun kecilnya, ia mengunci pintu rumah dan garbang halaman rumah. Kemudian, gadis itu membawa Lu Jiang dan Lu Xin ke tetangga sebelah rumah dan meminta tolong kepada mereka untuk menjaga adik-adiknya itu sebentar karena ia akan pergi ke kota.
Peralatan masak di dapur sudah sedikit usang. Selain itu, beras, minyak, dan bumbu-bumbu masak lainnya juga sudah hampir habis. Lu Sheng merasa ia perlu membelinya.
Begitu Lu Sheng memasuki gerbang kota, udara Yin pun langsung terasa. Gadis itu mengerutkan alisnya sambil bergumam, "Masih siang hari, tapi kenapa udara Yin terasa seberat ini?"
Bahkan, sinar matahari yang terik itu tidak mampu menekan udara Yin yang terasa. Maka dari itu, Lu Sheng menyimpulkan bahwa kondisi tersebut hanya bisa dijelaskan karena adanya banyak roh yang mati tidak adil.
"Nona, apa yang kamu katakan?"