Warnanya abu-abu dengan guratan-guratan yang lebih gelap keluar dari antara mata kuningnya yang besar seperti ombak di kolam. Saat itu melilitkan cakar putih kecil di pergelangan tangan Raja dan menatapnya untuk mengeong kecil yang berkarat ini, aku sudah mati.
"Oh." Tanganku terbang ke pipiku untuk menahan mulutku yang tersenyum. "Ya ampun, Raja. Kamu memberi kami seekor kucing. "
"Setengah kucing, setengah bayangan," gerutunya dengan ramah saat kucing itu mengeong lagi dan mengusap pipi kecilnya ke buku-buku jarinya. "Menangis untukku setiap kali aku meninggalkannya sendirian dan mengikutiku di sekitar rumah pagi ini seperti bayanganku."
Aku membungkuk untuk meletakkan hidungku di dekat wajahnya sehingga dia bisa mengendusnya dengan lembut dan kemudian membuka cakar untuk meletakkannya di pipiku dan menepukku dengan lembut.
Mataku bersinar ketika aku membalikkannya untuk melihat Raja melalui bulu mataku. "Shadow sepertinya nama yang bagus kalau begitu."